Selasa, 14 Mei 2013

manajemen bimbingan dan konseling di smp n 1 yogyakarta


Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Yogyakarta
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Kelompok
Mata kuliah: Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu: Drs. Nur Hamidi, M.A.
                                         






Disusun Oleh : VI-PAI D
1.      Chichi ‘Aisyatud Da’watiz Zahroh             10410006
2.      Abdul Kohar                                                 10410016
3.      Shubhi Rosyad                                              10410064
4.      Wiwin Nur Laili                                            11410196

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA
TAHUN 2013




BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Bimbingan dan Konseling menjadi bagian yang esensial dalam pendidikan di Indonesia. Melalui cara inilah siswa bisa mengenalkan dirinya secara lebih jelas baik dari segi kekurangan dan kelebihannya. Tidak hanya itu, siswa akan biasa mandiri, mencari solusi dari masalahnya dengan bantuan dari Guru Bimbingan dan Konseling (BK).
Maka dari itu, perlunya pengelolaan yang bagus dan sistematis agar siswa mampu mengembangkan dirinya dengan adanya BK. Memerlukan adanya kerja sama yang bagus antara guru BK dengan guru BK yang lain maupun komunikasi dengan wali kelas, Waka kesiswaan maupun orang tua siswa,
Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai Bimbingan dan Konseling secara teori dan praktik di lapangan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana teori Manajemen Bimbingan dan Konseling itu?
2.      Bagaimana Manajemen BK di SMP Negeri 1 Yogyakarta dan SMP Negeri 8 Yogyakarta?













BAB II
PEMBAHASAN
1.      Teori Bimbingan dan Konseling
a.      Pengertian Manajemen
Manajemen adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.[1] Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lannya agara mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.[2]
b.      Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuaan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri. Atau proses pemberian bantuan atau pertolongan yang sistematis dari pembimbing (konselor) kepada konseli (siswa) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengungkap  masalah konseli sehingga konseli mampu melihat masalah sendiri, mampu memecahkan sendiri masalahnya.[3]
Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen bimbingan dan konseling di sekolah adalah pengelolaan proses bantuan (bimbingan) dan pemecahan masalah serta pencarian solusi dari guru untuk siswa di sekolah.

c.       Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan dari adanya Bimbingan dan Konseling yakni :
-          Membantu mengembangkan kualitas kepribadiaan individu yang dibimbing atau dikonseling.
-          Membantu mengembangkan kualitas kesehatan mental siswa, yakni mempunyai wawasan yang realistis serta penerimaan yang obyektif tentang dirinya.
-          Membantu mengembangkan perilaku-perilaku yang lebih efektif  pada diri individu dan lingkungannya.
-          Membantu klien menanggulangi problema hidup dan kehidupannya secara pribadi.[4]
d.      Fungsi Bimbingan dan Konseling:
-          Fungsi pencegahan, yakni mencegah timbulnya masalah dari diri siswa, sehingga tidak menghamabat perkembangannya.
-          Fungsi pemahaman, dalam rangka memberikan pemahaman tentang diri siswa beserta permasalahannya.
-          Fungsi pengentasan, siswa yang mengalami masalah dianggap dalam suatu kondisi tidak mengenakkan sehingga perlu diangkat atau dikeluarkan dari keadaan tersebut.
-          Fungsi pemeliharaan, yaitu aspek positif yang ada dalam diri siswa baik akhlak mahmudah, bakat, serta intelegensi yang dimiliki perlu dipelihara untuk kepentingannya dalam kehidupan
-          Fungsi penyaluran, setiap siswa hendaknya memperoleh kesempatan mengembangkan diri atau bakatnya sesuai dengan keadaan pribadinya
-          Fungsi penyesuain, melalui fungsi ini membantu terciptannya penyesuaian antara siswa dengan lingkungannya
-          Fungsi pengembangan,  mengembangkan potensi yang dimiliki masing- masing individu
-          Fungsi perbaikan, tiap-tiap individu memiliki masalah, dalam hal ini agar siswa mampu memperbaiki hal negatif dalam dirinya untuk menjadi hal positif. Sehingga diharapkan masalah yang dialami oleh siswa tidak terjadi lagi pada masa yang akan datang.
-          Fungsi Advokasi, membantu peserta didik memperoleh atas hak yang kurang mendapatkan perhatian.[5]
*      Aspek-aspek dalam Bimbingan dan Konseling3
Ø  Aspek-aspek bimbingan sosial.
Yakni bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial. Aspek-aspek sosial yang memerlukan layanan bimbingan sosial adalah: (a) kemampuan individu dalam melakukan sosialisasi dengan lingkungannya, (b) kemampuan individu dalam melakukan adaptasi dan (c) kemmapuan individu melakukan hubungan sosial (interaksi sosial) baik lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
o   Bentuk- bentuk layanan bimbingan sosial :
v  Pertama, layanan informasi yang mencangkup:
a)      informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini, yang mencakup : Informasi tentang masyarakat maju atau modern, makna ilmu pengetahuan, pentingnya IPTEK bagi kehidupan
b)      informasi cara- cara bergaul.
v  Kedua, orientasi. Layanan orientasi untuk bidang pengembangan hubungan sosial adalah : suasana, lembaga dan objek-objek pengembangan sosial antar individu dalam keluarga, organisaasi tertentu.
Ø  Aspek-aspek bimbingan belajar.
Beberapa aspek masalah belajar atau bimbingan akademik yang memerlukan layanan bimbingan:
-          kemampuan belajar yang rendah,
-          motivasi belajar yang rendah
-          minat belajar yang rendah
-          tidak berbakat pada mata pelajaran tertentu
-          kesulitan berkonsentrasi dalam belajaar
-          sikap belajar yang tidak terarah
-           perilaku mal adaptif dalam belajar seperti suka menganggu teman ketika belajar
-          prestasi belajar rendah
-          penyaluran kelompok belajar dan kegiatan siswa lainnya
-          pemilihan dan penyaluran pilihan jurusan
-          pemilihan pendidikan lanjutan
-          gagal ujian
-          tidak naik kelas.
o   Bentuk layanan yang bisa diberikan :
-          orientasi kepada para siswa tentang tujuan institusional ( tujuan sekolah dan madrasah.
-          penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang yang tepat selama mengikuti pembelajaran di sekolah dan madrasah
-           penyebaran informasi tentang program studi yang tersedia pada jenjang pendidikan tertentu.
-          pengumpulan data siswa untuk mengetahuai kemampuan dan minat siswa.
-          bantuan dalam menghadapi kesuliatan –kesulitan belajar, seperti kurang mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar di rumah.
-          bantuan dalam membentuk kelompok belajar dan mengatur kegiatan- kegiatan belajar kelompok supaya efektif dan efisien.
Ø  Aspek- aspek bimbingan karier
-          pemahaman terhadap dunia kerja,
-          perencanan dan pemilihan profesi tertentu,
-          penyediaan berbagai program studi yang berorientasi karier, dsb.
Ø  Aspek-aspek  pengembangan kehidupan berkeluarga
Tujuan bimbingan dan konseling pada bidang kehidupan berkeluarga adalah agar siswa memperoleh pemahaman yang benar tentang kehidupan berkeluarga dan agar siswa mampu memecahkan masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga. Aspek- aspek kehidupan keluarga yang memerlukan bimbingan dan konseling antara lain:
Pemahaman  tentang fungsi, peranan dan tanggung jawab ayah, ibu, dan saudara, hubungan antara anggota keluarga misalnya hubungan ayah dengan anak, adik dengan kakak, pemahaman reproduksi pada manusia,dsb.


Ø  Aspek-aspek pengembangan kehidupan beragama
Layanan bimbingan konseling berkenaan dengan pengembangan kehidupan beragama adalah pertama, layanan informasi mencakup:
-          informasi tentang suasana kehidupan beragama,
-          upacara-upacara atau ritual keagamaan
-          tempat-tempat ibadah,
-          hari besar keagamaan.
Kedua, orientasi, mencakup :
-          suasana keagamaan
-          lembaga dan objek keagamaan,
-           upacara ritual keagamaan,
-           sarana ibadah keagamaan, dsb. [6]

2.      Implementasi Manajemen Bimbingan Konseling di SMP Negeri 1 Yogyakarta
Hasil wawancara dengan bapak Margono:
SMP Negeri 1 Yogyakarta sudah mengenalkan secara lebih luas dan jelas tentang diri dan kemampuan siswa baik dari kelebihan dan kekurangannya karena sudah tertuang pada program tahunan yang terdiri dari empat yaitu:
·         bimbingan belajar
·         bimbingan  pribadi
·         bimbingan sosial dan,
·         bimbingan karir.
Dan sudah menerapkan tujuh layanan yaitu:
1)      layanan orientasi
2)      layanan informasi
3)      layanan penempatan dan penyalurab
4)      layanan pembelajaran
5)      layanan perorangan
6)      layanan bimbingan kelompok
7)      layanan konseling kelompok, serta kegiatan pendukungnya seperti aplikasi instrumental, himpunan data, konfirmasi kasus, kunjungan rumah maupun alih tangan kasus.
Mengenai penerapan fungsi Bimbingan dan Konseling yaitu:
·         Fungsi pemahaman
Di SMP ini sudah menerapkan fungsi ini dengan baik dengan cara pengembangan diri dalam kegiatan ekstakurikuler, mata pelajaran dan bakat minat.
·         Fungsi penyalur dan penempatan
Penyalur dan penempatan bukan untuk jurusan karena SMP belum ada penuurusan, tetapi untuk pemilihan ekstarkurikuler seperti pramuka, OSIS, Majalah Dinding dan sebagainya.
·         Fungsi penyesuaian
Penyesuaian peserta didik dengan Masa Orientasi Sekolah (MOS) diantaranya seperti pengenalan sekolah dan kelas. Dan setiap tahun (kelas 7 dan 8) akan diacak sesuai prestasi siswa.
·         Fungsi pencegahan
Fungsi ini menjadi prioritas BK karena fungsi ini akan mencegah peserta didik untuk berbuat hal-hal yang melanggar tata tertib siswa.
·         Fungsi pemeliharaan
Pemeliharaan prestasi dan sikap peserta didik.
Guru BK tetap memegang prinsip-prinsip BK yaitu melayani semua peserta didik tanpa memandang umur, agama, suku maupun status, mengenali, memahami perbedaan individu dengan dimulai dari identifikasi tentang kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan, keputusan yang diambil atas kemauan peserta didik dengan menghormati kekhasan peserta didik.
            Dalam masalah keprofesionalan Guru BK memang benar-benar lulusan dari jurusan Bimbingan dan Konseling agar kemantapan materi, pengelolaan masalah peserta didik maupun evaluasi serta tinda lanjut BK nya.
            Manajemen Bimbingan dan Konseling Peserta didik di SMP Negeri 1 Yogyakarta adalah seperti berikut:
Masalah à pendekatan individu dan kelompok kalau belum mendapat titik temu menggunakan pendekatan peer group (teman sebaya) à komunikas dengan orang tua.
            Guru BK menggunakan upaya pendekatan individual dengan cara guru BK sebagai seorang sahabat, kakak, aktif mendekatkan diri kepada pesera didik sehingga labelling “polisi sekolah” akan hilang dengan sendirinya. Jam BK juga ada jam setiap minggunya.
            Contoh kasus:
ü  Banyak siswa yang berbohong di depan orang tua à perbaikan komunikasi dengan orang tua yang baik. Sehingga ketika tahu titi temunya, siswa akan takut karena pengawasan dari orang tua dan guru BK, dan tidak berbohong lagi.
ü  Mengatasi guru dan orang tua yang berselisih.
Guru BK tetap menggunakan aturan yang benar, apabila siswa tetap memiliki masalah di sekolah. Guru BK akan melaporkan ke Kepala Sekolah dan menyampaikan bahwa “ anak Ibu/ Bapak tidak cocok sekolah disini dan bisa pindah ke sekolah yang lebih cocok dengan pribadi anak Ibu/ Bapak.
ü  Terlambat
Selain dengan point-point yang ada dalam buku saku siswa, setiap siswa yang sering telat diberi tugas untuk belajar di perpustakaan dan dilaporkan ke orang tua.
ü  Berkelahi maupun tawuran dengan sekolah lain.
Rata-rata tawuran terjadi di luar jam pelajaran sehingga polisi mengamankan dan melaporkan ke sekolah dan siswa maupun orang tua dikumpulkan semuanya.
ü  Pada tahun 2010 pernah terjadi pencurian barang berharga.
Karena sswa itu tidak hanya satu kali atau dua kali mencuri, akhirnya siswa itu dikembalikan ke orang tua.[7]
                              Hasil wawancara dengan siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Yogyakarta:
Menurut Hani, SMP Negeri 1 Yogyakarta sudah baik, siswa-siswanya jarang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan tata tertib sekolah, walaupun ada satu atau dua yang tetap nekat melakukannya. Tetapi, pernah suatu ketika siswa SMP Negeri 1 Yogyakarta tawuran dengan SMP Muhamadiyyah Yogyakarta. Hani termasuk siswa yang rajin, dia tidak pernah melanggar tata tertib walaupun pernah satu kali telat karena hujan deras.[8]
                                         









BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
                              Manejemen Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah menjadi suatu pondasi untuk menertibkan siswa. Berbagai prinsip yang harus dipegang oleh Guru BK menjadi tauladan yang baik juga untuk siswa. Fungsi-fungsi BK harus diterapkan di setiap sekolah, seperti Fungsi pemahaman, penyaluran, pengentasan, pencegahan dan sebagainya maupun tujuannya.
                              Di SMP Negeri 1 Yogyakarta sudah mengimplementasikan manajemen BK secara baik, hal itu ditandai bahwa tidak adanya klaim negaif dari berbagai pihak.

DAFTAR PUSTAKA
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan  Madrasah (Berbasis Intregrasi). Jakarta : PT Raja Grafindo.
Bapak Margono, Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Yogyakarta.
Hani, siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Yogyakarta.


[1]Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), Hal. 553
[2]Hani Handoko, Manajemen Edisi 2  (Yogyakarta: BPFE, 1995), hal. 8
[3] Tohiri, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi) (Jakarta: Rajawali Press,
 2007), hal. 26
[4] Ibid., hal. 36
[5] Ibid., 39-50.
[6] Ibid., 126-140.
[7] Wawancara dengan Bapak Margono (Guru BK SMP Negeri 1 Yogyakarta), hari Sabtu, 25 Maret 2013
pukul 08.00-09.00
[8] hasil wawancara dengan Hani (Siswa SMP Negeri 1 Yogyakarta), hari Sabtu, 25 Maret 2013 pukul 09.05-
09.10.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendampingan Pemanfaatan Buku Bacaan Bermutu (BBB) di SDN 1 Sambon Kec. Banyudono Kab. Boyolali

 Assalamu'alaikum... Sugeng Enjang.... Halo, kali ini saya akan menyampaikan kegiatan Pendampingan Pemanfaatan Buku Bacaan Bermutu (BBB)...