Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMP
Negeri 1 Yogyakarta
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Kelompok
Mata kuliah: Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu: Drs. Nur Hamidi, M.A.
Disusun Oleh : VI-PAI D
1. Chichi
‘Aisyatud Da’watiz Zahroh 10410006
2. Abdul
Kohar 10410016
3. Shubhi
Rosyad 10410064
4. Wiwin
Nur Laili 11410196
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA
TAHUN 2013
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Bimbingan dan Konseling
menjadi bagian yang esensial dalam pendidikan di Indonesia. Melalui cara inilah
siswa bisa mengenalkan dirinya secara lebih jelas baik dari segi kekurangan dan
kelebihannya. Tidak hanya itu, siswa akan biasa mandiri, mencari solusi dari
masalahnya dengan bantuan dari Guru Bimbingan dan Konseling (BK).
Maka dari itu, perlunya
pengelolaan yang bagus dan sistematis agar siswa mampu mengembangkan dirinya
dengan adanya BK. Memerlukan adanya kerja sama yang bagus antara guru BK dengan
guru BK yang lain maupun komunikasi dengan wali kelas, Waka kesiswaan maupun
orang tua siswa,
Dalam makalah ini akan
dijelaskan lebih lanjut mengenai Bimbingan dan Konseling secara teori dan
praktik di lapangan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
teori Manajemen Bimbingan dan Konseling itu?
2. Bagaimana
Manajemen BK di SMP Negeri 1 Yogyakarta dan SMP Negeri 8 Yogyakarta?
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Teori
Bimbingan dan Konseling
a. Pengertian Manajemen
Manajemen
adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.[1]
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya-sumber daya organisasi lannya agara mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.[2]
b. Bimbingan dan Konseling
Bimbingan
dan Konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh
pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuaan tatap muka
atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan
atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan
masalahnya sendiri. Atau proses pemberian bantuan atau pertolongan yang
sistematis dari pembimbing (konselor) kepada konseli (siswa) melalui pertemuan
tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengungkap masalah konseli sehingga konseli mampu
melihat masalah sendiri, mampu memecahkan sendiri masalahnya.[3]
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa manajemen bimbingan dan konseling di sekolah adalah
pengelolaan proses bantuan (bimbingan) dan pemecahan masalah serta pencarian
solusi dari guru untuk siswa di sekolah.
c. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan dari adanya Bimbingan
dan Konseling yakni :
-
Membantu
mengembangkan kualitas kepribadiaan individu yang dibimbing atau dikonseling.
-
Membantu
mengembangkan kualitas kesehatan mental siswa, yakni mempunyai wawasan yang
realistis serta penerimaan yang obyektif tentang dirinya.
-
Membantu
mengembangkan perilaku-perilaku yang lebih efektif pada diri individu dan lingkungannya.
d. Fungsi
Bimbingan dan Konseling:
-
Fungsi
pencegahan, yakni mencegah timbulnya masalah dari diri siswa, sehingga tidak
menghamabat perkembangannya.
-
Fungsi
pemahaman, dalam rangka memberikan pemahaman tentang diri siswa beserta
permasalahannya.
-
Fungsi
pengentasan, siswa yang mengalami masalah dianggap dalam suatu kondisi tidak
mengenakkan sehingga perlu diangkat atau dikeluarkan dari keadaan tersebut.
-
Fungsi
pemeliharaan, yaitu aspek positif yang ada dalam diri siswa baik akhlak
mahmudah, bakat, serta intelegensi yang dimiliki perlu dipelihara untuk
kepentingannya dalam kehidupan
-
Fungsi
penyaluran, setiap siswa hendaknya memperoleh kesempatan mengembangkan diri
atau bakatnya sesuai dengan keadaan pribadinya
-
Fungsi
penyesuain, melalui fungsi ini membantu terciptannya penyesuaian antara siswa
dengan lingkungannya
-
Fungsi
pengembangan, mengembangkan potensi yang
dimiliki masing- masing individu
-
Fungsi
perbaikan, tiap-tiap individu memiliki masalah, dalam hal ini agar siswa mampu
memperbaiki hal negatif dalam dirinya untuk menjadi hal positif. Sehingga
diharapkan masalah yang dialami oleh siswa tidak terjadi lagi pada masa yang
akan datang.
-
Fungsi
Advokasi, membantu peserta didik memperoleh atas hak yang kurang mendapatkan
perhatian.[5]
Aspek-aspek
dalam Bimbingan dan Konseling3
Ø
Aspek-aspek
bimbingan sosial.
Yakni
bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial. Aspek-aspek sosial yang memerlukan
layanan bimbingan sosial adalah: (a) kemampuan individu dalam melakukan
sosialisasi dengan lingkungannya, (b) kemampuan individu dalam melakukan
adaptasi dan (c) kemmapuan individu melakukan hubungan sosial (interaksi
sosial) baik lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
o
Bentuk-
bentuk layanan bimbingan sosial :
v
Pertama,
layanan
informasi yang mencangkup:
a)
informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini, yang
mencakup : Informasi tentang masyarakat maju atau modern,
makna ilmu pengetahuan,
pentingnya IPTEK bagi
kehidupan
b)
informasi
cara- cara bergaul.
v
Kedua,
orientasi.
Layanan orientasi untuk bidang pengembangan hubungan sosial adalah : suasana,
lembaga dan objek-objek pengembangan sosial antar individu dalam keluarga,
organisaasi tertentu.
Ø
Aspek-aspek
bimbingan belajar.
Beberapa aspek masalah belajar atau bimbingan akademik
yang memerlukan layanan bimbingan:
-
kemampuan
belajar yang rendah,
-
motivasi
belajar yang rendah
-
minat
belajar yang rendah
-
tidak
berbakat pada mata pelajaran tertentu
-
kesulitan
berkonsentrasi dalam belajaar
-
sikap
belajar yang tidak terarah
-
perilaku mal adaptif dalam belajar seperti
suka menganggu teman ketika belajar
-
prestasi
belajar rendah
-
penyaluran
kelompok belajar dan kegiatan siswa lainnya
-
pemilihan
dan penyaluran pilihan jurusan
-
pemilihan
pendidikan lanjutan
-
gagal
ujian
-
tidak
naik kelas.
o
Bentuk
layanan yang bisa diberikan :
-
orientasi
kepada para siswa tentang tujuan institusional ( tujuan sekolah dan madrasah.
-
penyadaran
kembali secara berkala tentang cara belajar yang yang tepat selama mengikuti
pembelajaran di sekolah dan madrasah
-
penyebaran informasi tentang program studi yang tersedia pada jenjang
pendidikan tertentu.
-
pengumpulan
data siswa untuk mengetahuai kemampuan dan minat siswa.
-
bantuan
dalam menghadapi kesuliatan –kesulitan belajar, seperti kurang mampu menyusun
dan mentaati jadwal belajar di rumah.
-
bantuan
dalam membentuk kelompok belajar dan mengatur kegiatan- kegiatan belajar
kelompok supaya efektif dan efisien.
Ø
Aspek-
aspek bimbingan karier
-
pemahaman terhadap dunia kerja,
-
perencanan
dan pemilihan profesi tertentu,
-
penyediaan
berbagai program studi yang berorientasi karier, dsb.
Ø
Aspek-aspek pengembangan kehidupan berkeluarga
Tujuan
bimbingan dan konseling pada bidang kehidupan berkeluarga adalah agar siswa
memperoleh pemahaman yang benar tentang kehidupan berkeluarga dan agar siswa
mampu memecahkan masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga. Aspek-
aspek kehidupan keluarga yang memerlukan bimbingan dan konseling antara lain:
Pemahaman
tentang fungsi, peranan dan tanggung jawab ayah, ibu, dan saudara,
hubungan antara anggota keluarga misalnya hubungan ayah dengan anak, adik
dengan kakak, pemahaman reproduksi pada manusia,dsb.
Ø
Aspek-aspek
pengembangan kehidupan beragama
Layanan
bimbingan konseling berkenaan dengan pengembangan kehidupan beragama adalah pertama,
layanan informasi mencakup:
-
informasi
tentang suasana kehidupan beragama,
-
upacara-upacara
atau ritual keagamaan
-
tempat-tempat
ibadah,
-
hari
besar keagamaan.
Kedua, orientasi,
mencakup :
-
suasana
keagamaan
-
lembaga
dan objek keagamaan,
-
upacara ritual keagamaan,
-
sarana ibadah keagamaan, dsb. [6]
2.
Implementasi
Manajemen Bimbingan Konseling di SMP Negeri 1 Yogyakarta
Hasil wawancara dengan
bapak Margono:
SMP Negeri 1 Yogyakarta
sudah mengenalkan secara lebih luas dan jelas tentang diri dan kemampuan siswa
baik dari kelebihan dan kekurangannya karena sudah tertuang pada program
tahunan yang terdiri dari empat yaitu:
·
bimbingan belajar
·
bimbingan pribadi
·
bimbingan sosial dan,
·
bimbingan karir.
Dan
sudah menerapkan tujuh layanan yaitu:
1) layanan
orientasi
2) layanan
informasi
3) layanan
penempatan dan penyalurab
4) layanan
pembelajaran
5) layanan
perorangan
6) layanan
bimbingan kelompok
7) layanan
konseling kelompok, serta kegiatan pendukungnya seperti aplikasi instrumental,
himpunan data, konfirmasi kasus, kunjungan rumah maupun alih tangan kasus.
Mengenai
penerapan fungsi Bimbingan dan Konseling yaitu:
·
Fungsi pemahaman
Di SMP ini sudah
menerapkan fungsi ini dengan baik dengan cara pengembangan diri dalam kegiatan
ekstakurikuler, mata pelajaran dan bakat minat.
·
Fungsi penyalur dan penempatan
Penyalur dan penempatan
bukan untuk jurusan karena SMP belum ada penuurusan, tetapi untuk pemilihan
ekstarkurikuler seperti pramuka, OSIS, Majalah Dinding dan sebagainya.
·
Fungsi penyesuaian
Penyesuaian peserta
didik dengan Masa Orientasi Sekolah (MOS) diantaranya seperti pengenalan
sekolah dan kelas. Dan setiap tahun (kelas 7 dan 8) akan diacak sesuai prestasi
siswa.
·
Fungsi pencegahan
Fungsi ini menjadi
prioritas BK karena fungsi ini akan mencegah peserta didik untuk berbuat
hal-hal yang melanggar tata tertib siswa.
·
Fungsi pemeliharaan
Pemeliharaan prestasi
dan sikap peserta didik.
Guru BK tetap memegang
prinsip-prinsip BK yaitu melayani semua peserta didik tanpa memandang umur,
agama, suku maupun status, mengenali, memahami perbedaan individu dengan
dimulai dari identifikasi tentang kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan,
keputusan yang diambil atas kemauan peserta didik dengan menghormati kekhasan
peserta didik.
Dalam masalah keprofesionalan Guru BK memang benar-benar
lulusan dari jurusan Bimbingan dan Konseling agar kemantapan materi,
pengelolaan masalah peserta didik maupun evaluasi serta tinda lanjut BK nya.
Manajemen Bimbingan dan Konseling Peserta didik di SMP
Negeri 1 Yogyakarta adalah seperti berikut:
Masalah à
pendekatan individu dan kelompok kalau belum mendapat titik temu menggunakan
pendekatan peer group (teman sebaya) à komunikas
dengan orang tua.
Guru BK menggunakan upaya pendekatan individual dengan
cara guru BK sebagai seorang sahabat, kakak, aktif mendekatkan diri kepada
pesera didik sehingga labelling “polisi sekolah” akan hilang dengan sendirinya.
Jam BK juga ada jam setiap minggunya.
Contoh kasus:
ü Banyak
siswa yang berbohong di depan orang tua à perbaikan
komunikasi dengan orang tua yang baik. Sehingga ketika tahu titi temunya, siswa
akan takut karena pengawasan dari orang tua dan guru BK, dan tidak berbohong
lagi.
ü Mengatasi
guru dan orang tua yang berselisih.
Guru BK tetap
menggunakan aturan yang benar, apabila siswa tetap memiliki masalah di sekolah.
Guru BK akan melaporkan ke Kepala Sekolah dan menyampaikan bahwa “ anak Ibu/
Bapak tidak cocok sekolah disini dan bisa pindah ke sekolah yang lebih cocok
dengan pribadi anak Ibu/ Bapak.
ü Terlambat
Selain dengan
point-point yang ada dalam buku saku siswa, setiap siswa yang sering telat
diberi tugas untuk belajar di perpustakaan dan dilaporkan ke orang tua.
ü Berkelahi
maupun tawuran dengan sekolah lain.
Rata-rata tawuran
terjadi di luar jam pelajaran sehingga polisi mengamankan dan melaporkan ke
sekolah dan siswa maupun orang tua dikumpulkan semuanya.
ü Pada
tahun 2010 pernah terjadi pencurian barang berharga.
Karena sswa itu tidak
hanya satu kali atau dua kali mencuri, akhirnya siswa itu dikembalikan ke orang
tua.[7]
Hasil wawancara dengan siswa kelas 8
SMP Negeri 1 Yogyakarta:
Menurut
Hani, SMP Negeri 1 Yogyakarta sudah baik, siswa-siswanya jarang melakukan
hal-hal yang bertentangan dengan tata tertib sekolah, walaupun ada satu atau
dua yang tetap nekat melakukannya. Tetapi, pernah suatu ketika siswa SMP Negeri
1 Yogyakarta tawuran dengan SMP Muhamadiyyah Yogyakarta. Hani termasuk siswa
yang rajin, dia tidak pernah melanggar tata tertib walaupun pernah satu kali
telat karena hujan deras.[8]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Manejemen Bimbingan dan Konseling (BK)
di sekolah menjadi suatu pondasi untuk menertibkan siswa. Berbagai prinsip yang
harus dipegang oleh Guru BK menjadi tauladan yang baik juga untuk siswa.
Fungsi-fungsi BK harus diterapkan di setiap sekolah, seperti Fungsi pemahaman,
penyaluran, pengentasan, pencegahan dan sebagainya maupun tujuannya.
Di SMP Negeri 1 Yogyakarta sudah
mengimplementasikan manajemen BK secara baik, hal itu ditandai bahwa tidak
adanya klaim negaif dari berbagai pihak.
DAFTAR
PUSTAKA
Tohirin.
2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intregrasi). Jakarta : PT Raja Grafindo.
Bapak Margono, Guru Bimbingan dan Konseling SMP
Negeri 1 Yogyakarta.
Hani, siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Yogyakarta.
[1]Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 1989), Hal. 553
[2]Hani Handoko, Manajemen Edisi
2 (Yogyakarta: BPFE, 1995), hal. 8
[3] Tohiri, Bimbingan dan Konseling
di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi) (Jakarta: Rajawali Press,
2007), hal. 26
[4] Ibid., hal. 36
[5] Ibid., 39-50.
[6] Ibid., 126-140.
[7] Wawancara dengan Bapak Margono
(Guru BK SMP Negeri 1 Yogyakarta), hari Sabtu, 25 Maret 2013
pukul 08.00-09.00
[8] hasil wawancara dengan Hani
(Siswa SMP Negeri 1 Yogyakarta), hari Sabtu, 25 Maret 2013 pukul 09.05-
09.10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar